Metabolomik: Teknik Analisis

 

1. Spektroskopi Nuklir Magnetik (NMR):

  • Prinsip Dasar: Spektroskopi NMR menggunakan sifat medan magnet dan spin inti atom dalam sampel untuk menghasilkan spektrum NMR. Ketika sampel ditempatkan dalam medan magnet, inti atom mengalami perubahan energi dan menghasilkan sinyal resonansi yang spesifik untuk setiap molekul dalam sampel.
  • Penerapan dalam Metabolomika: Spektroskopi NMR dapat digunakan untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi metabolit dalam sampel biologis. Ini cocok untuk analisis non-destruktif dan relatif cepat.

2. Kromatografi Gas (GC):

  • Prinsip Dasar: Kromatografi gas memisahkan campuran senyawa berdasarkan perbedaan dalam sifat fisikokimia mereka saat berinteraksi dengan fase statis dan fase gerak dalam kolom kromatografi.
  • Penerapan dalam Metabolomika: GC sering digunakan untuk analisis metabolomika ketika metabolit dalam sampel berwujud gas atau mudah menguap. Setelah dipisahkan, senyawa-senyawa dapat dideteksi dengan detektor yang sesuai seperti detektor nyala atau detektor massa.

3. Kromatografi Cair (LC):

  • Prinsip Dasar: Kromatografi cair menggunakan perbedaan afinitas senyawa terhadap fase gerak (mobil phase) dan fase diam (stationary phase) dalam kolom kromatografi untuk memisahkan komponen-komponen dalam sampel.
  • Penerapan dalam Metabolomika: LC digunakan untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi metabolit dalam sampel biologis yang larut dalam pelarut cair. Detektor yang umum digunakan dalam LC termasuk detektor UV-Vis dan detektor massa.

4. Mass Spectrometry (MS):

  • Prinsip Dasar: Mass spectrometry adalah teknik yang digunakan untuk menentukan massa molekul suatu senyawa dan memecahkan struktur molekul dengan menganalisis fragmen-fragmen yang dihasilkan dari senyawa tersebut.
  • Penerapan dalam Metabolomika: MS digunakan dalam analisis metabolomika untuk mengidentifikasi dan mengkuantifikasi metabolit dalam sampel. Metabolit yang dipisahkan dengan teknik kromatografi (GC atau LC) biasanya dihubungkan dengan MS untuk deteksi dan analisis lebih lanjut.

Kesimpulan:

Setiap teknik analisis metabolomika memiliki keunggulan dan kelemahan tersendiri, dan pemilihan teknik tergantung pada sifat metabolit yang akan dianalisis, kebutuhan deteksi, dan tujuan penelitian. Dengan memahami prinsip dasar di balik setiap teknik, peneliti dapat memilih teknik yang paling sesuai untuk analisis metabolomika mereka. Kombinasi teknik-teknik ini sering digunakan secara bersamaan dalam pendekatan analisis metabolomika yang komprehensif.

Komentar